ARAH DAN TUJUAN

TULISAN INI SEBAGAI PADUAN PEMBELAJARAN DALAM DUNIA PERTANIAN. BOLEH DI COPY SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI RUMAH. WALAU SEMUA BUKAN HASIL TULISAN SAYA ALIAS MENGAMBAIL DARI BERBAGAI SUMBER, NAMUN DISINI TUJUAN UTAMA SAYA ADALAH BERBAGI. SAYA SANGAT PEDULI DENGAN DUNIA PERTANIAN, SEHINGGA SAYA BUAT BLOG KHUSUS MENGENAI PERTANIAN

Wednesday, 6 February 2013

MACAM-MACAM PENYAKIT PISANG








Tanaman pisang mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penopang ekonomi keluarga tani, alternatif makanan pokok dan tanaman pioner. Akhir-akhir ini tanaman pisang di pulau Lombok dihadapkan pada ancaman yang sangat serius dari beberapa penyakit sistemik yang mematikan, antara lain penyakit layu fusarium, penyakit darah, dan penyakit kerdil pisang. Mengenal penyebab dan gejala serangannya sangat penting agar petani dapat melakukan pengendalian secara tepat dan benar. Penyakit yang sering menyerang tanaman pisang adalah: LayuFusarium, layu bakteri dan kerdil (Bunchy Top).


===========================================================





A. PENYAKIT LAYU FUSARIUM

Gejala penyakit layu fusarium ditemukan pada pisang Susu (Rajasere). Tanaman yang terserang menjadi layu dan mati. Seluruh tanaman dalam satu rumpun mati, termasuk anakan yang ada.

Infeksi penyakit layu fusarium terjadi bila patogen melakukan penetrasi pada akar tanaman pisang. Jamur kemudian menyerang xylem sehingga menyebabkan penutupan pembuluh. Gejala internal diawali dengan penguningan jaringan pembuluh di akar dan bonggol yang selanjutnya berubah warna menjadi merah atau coklat pada pembuluh vaskular pada pseudostem dan kadang-kadang pada tangkai tandan. Pada saat tanaman mati, jamur akan tumbuh menyebar dari xylem ke jaringan sekitarnya, membentuk klamidospore (spora istirahat) yang mampu bertahan dalam perakaran tanaman inang alternatif sampai 30 tahun. Kerusakan terutama terjadi pada kelompok pisang Cavendish (Ambon Hijau), Rajasere (pisang Susu), dan Ambon Kuning.

Penyakit ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk kandang atau alat-alat pertanian. Gejala awal adalah menguningnya daun tua yang diikuti diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun terluar. Perubahan warna semakin hebat terjadi pada stadium lanjut dan bila pseudostem terinfeksi dipotong akan terlihat jaringan sakit lebih keras dibanding jaringan sehat. Gejala lain adalah
perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru muncul lebih pendek serta perubahan warna pada bonggol. Penularan terutama terjadi melalui luka pada akar.

Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:

1.Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram tanah bekas tanaman pisang tersebut dengan fungisida.

2.Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.

3.Menanam varietas tahan terhadap penyakit layuFusarium.

4.Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi penyakit layuFusarium.

5.Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).

6.Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disucihamakan dengan fungisida.

7.Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.


================================================================





B. PENY

AKIT LAYU BAKTERI / PENYAKIT DARAH


Penyakit darah ditemukan pada pisang Kepok. Tanaman yang terserang memperlihatkan gejala penguningan daun dan layu. Gejala luar juga diperlihatkan dengan terjadinya pengeringan pada bunga jantan. Pada serangan yang parah, batang semu mencoklat dan membusuk.

Kerusakan disebabkan oleh bakteri ‘blood disease bacterium’ (BDB), terutama terjadi pada pisang Kepok yang ditandai oleh pembusukan daging buah, sehingga daging buah busuk coklat kemerahan menyerupai darah.

Penularan penyakit dapat terjadi melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian dan serangga. Bakteri ini dapat bertahan paling singkat 1 tahun dalam tanah tanpa kehilangan virulensinya. Perkembangan penyakit di lapang terutama dipengaruhi oleh adanya sumber inokulum, persen tanaman yang memasuki fase generatif dan populasi serangga penggerek bonggol dan batang. Selain faktor-faktor tersebut, penyebaran penyakit darah pada suatu wilayah juga sangat ditentukan oleh aktivitas petani dalam memelihara tanaman, serta aktivitas pedagang ketika melakukan panen buah dan bunga pisang. Penggunaan alat yang sama untuk pemeliharaan tanaman atau panen dari satu kebun ke kebun yang lain tanpa disadari merupakan satu cara penularan dan penyebaran penyakit yang sangat efektif dan cepat dari satu tempat ke tempat lain.

Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solaracearum. Penularan penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian atau serangga penular (vector).Gejalanya biasanya tampak setelah timbulnya tandan. Mula-mula daun muda mengalami perubahan warna dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat kekuningan kearah tepi daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian
menguning/coklat, dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri yang berbau, berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang.

Pengendalian atau pencegahanyang dianjurkan adalah: 

1.Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah endemik.

2.Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.

3.Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.

4.Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.

5.Perbaikan drainase kebun.

6.Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide (secara injeksi).

7.Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.

8.Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family graminae sepertisorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya untuk memotong siklus patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.


=========================================================


C. BERCAK DAUN SIGATOKA

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola Mulder. Gejalanya mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun, kemudian bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning, daun menjadi lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya. Pengendalian penyakit ini dianjurkan dengan pemupukan berimbang, sesuai anjuran setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar daun-daun mati/sakit.


==========================================================


D. PENYAKIT KERDIL PISANG / BUNCHY TOP VIRUS


Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh ‘Banana Bunchy Top Virus’ (BBTV). Gejala awal ditandai oleh adanya gejala hijau gelap bergaris pada tangkai dan tulang daun menyerupai sandi morse. Pada lembaran daun di dekat ibu tulang daun terdapat bercak/garis bengkok hijau gelap. Ketika tanaman semakin tua, pertumbuhan daun menjadi terhambat, berukuran kecil, kaku dan mengarah ke atas, tanaman menjadi kerdil.

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui vektor Pentalonia negronervosaCoq. Gejalanya adalah daun muda tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi lalu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah, Tanaman terlambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya. Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa textiles),Heliconia spp danCanna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor terutama di pesemaian.






REFERENSI

http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/artikel/271-pengendalian-hama-pisang

No comments:

Post a Comment