Agroekosistem
Aktivitas pertanian merupakan
interaksi antara manusia dengan lingkungan alam yang memberikan arti bagi
ekologi pertanian.
Analisis agroekosistem merupakan hal
baru yang dikembangkan untuk memperbaiki kapasitas kita dalam melihat
persoalan-persoalan yang muncul dari penerapan berbagai teknologi di bidang
pertanian. Khususnya persoalan yang muncul sejak Revolusi Hijau.
Menurut pengertian agroekosistem
adalah sistem ekologi yang dimodifikasi manusia dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, terutama bahan makanan. Agroekosistem memiliki
kaidah-kaidah ekologi umum yang memiliki khas tersendiri seperti yang terlihat
pada ekosistem sawah dengan ekosistem lainnya.
Di dalam suatu tatanan
agroekosistem, terdapat empat aspek penting yang dapat mendukung terciptanya
keseimbangan agroekosistem, yaitu :
- Produktivitas
(Productivity).
Measured either as yield or income
per unit of input or resource i.e. yield/ha.
Produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat produksi atau keluaran
berupa barang atau jasa, misalnya produktivitas padi/ha/tahun. Hasil akhir
panen atau pendapatan bersih, nilai produksi dibandingkan masukan sumber.
Produktifitas selalu diukur dalam pendapatan per hektar, atau total produksi
barang dan jasa per rumah tangga atau negara. Produktifitas juga dapat
diukur dalam kilogram butiran, ikan atau daging, atau juga dapat dikonversikan
dalam kalori, potein, vitamin atau unit-unit uang. Input sumberdaya dasar
adalah tanah, tenaga kerja,dan modal.
Artinya, apabila produktifitas dari
suatu agroekosistem itu tinggi maka hendaknya kebutuhan hidup bagi manusia akan
terpenuhi, dan sepantasnya untuk diupayakan kondisi agroekosistem yang lestari.
Namun, pada kenyataannya upaya konservasi terhadap agroekosistem itu jarang
sekali dilakukan. Seharusnya disusun suatu model pendekatan agroekosistem
yang di desain untuk pencegahan dan pengendalian terjadinya kemerosotan
kualitas sumberdaya lahan dan lingkungan dan tetap mernpertahankan
produktivitas pertanian. Karena, sejatinya keterpaduan dua aspek
tersebut merupakan konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan dan
melembagakan aspek ekologi ke dalam kebijakan ekonomi.
- Stabilitas
(Stability).
Measured as the constancy of the
productivity. Stabilitas diartikan sebagai tingkat
produksi yang dapat dipertahankan dalam kondisi konstan normal, meskipun
kondisi lingkungan berubah. Suatu sistem dapat dikatakan memiliki kestabilan
tinggi apabila hanya sedikit saja mengalami fluktuasi ketika sistem usaha tani
tersebut mengalami gangguan. Sebaliknya, sistem itu dikatakan memiliki
kestabilan rendah apabila fluktuasi yang dialami sistem usaha tani tersebut
besar. Produktifitas menerus yang tidak terganggu oleh perubahan kecil dari
lingkungan sekitarnya. Fluktuasi ini mungkin disebabkan karena perubahan iklim
atau sumber air yang tersedia, atau kebutuhan pasar akan bahan makanan.
Stabil, artinya dalam hal ini
tercipta kondisi yang konsisten terhadap suatu hasil produksi. Namun secara
menyeluruh, hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti variasi
curah hujan, serangan hama periodik, fluktuasi harga, dll.
- Keberlanjutan
(Sustainability).
The ability of an agroecosystem to
maintain productivity in respond to environmental disturbance. Kemampuan
agroekosistem untuk memelihara produktifitas ketika ada gangguan besar.
Gangguan utama ini berkisar dari gangguan biasa seperti salinasi tanah, sampai
ke yang kurang biasa dan lebih besar seperti banjir, kekeringan atau terjadinya
introduksi hama baru. Aspek keberlanjutan sebenarnya mengacu pada
bagaimana mempertahankan tingkat produksi tertentu dalam jangka panjang.
Apakah pada kondisi tertentu
produktivitas dapat dipertahankan dari waktu ke waktu (artinya bisa sustain).
Prinsipnya, keberlanjutan melibatkan kemampuan manajemen pertanian untuk
mempertahankan fungsi agroekosistem (termasuk produksi) , meskipun
proses-proses ekologi alami yang cenderung mengubah agroekosistem menuju suatu
titik degradasi. Seperti dengan stabilitas, keberlanjutan (sustainability)
memiliki berbagai kebijakan yang terkait dengan tindakan berbagai
produktivitas. Beberapa langkah keberlanjutan bisa tinggi sementara yang lain
rendah untuk agroekosistem yang sama.
- Pemerataan
(Equitability).
Expresses how evenly the products of
an agroecosystem are distributed among its human beneficiaries >Prosperity. Aspek
Ekuitabilitas digunakan untuk menggambarkan bagaimana hasil-hasil pertanian
dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Contoh apabila suatu sistem usaha
tani dapat dikatakan memiliki suatu ekuitabilitas atau pemerataan sosial yang
tinggi apabila penduduknya memperoleh manfaat pendapatan, pangan, dan lain-lain
yang cukup merata dari sumber daya yang ada. Indikatornya antara lain rata-rata
keluarga petani memiliki akses lahan yang luasnya tidak terlalu berbeda atau
senjang. Pemerataan biasanya diukur melalui distribusi keuntungan dan kerugian
yang terkait dengan produksi barang dan jasa dari agroekosistem.
No comments:
Post a Comment