ARAH DAN TUJUAN

TULISAN INI SEBAGAI PADUAN PEMBELAJARAN DALAM DUNIA PERTANIAN. BOLEH DI COPY SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI RUMAH. WALAU SEMUA BUKAN HASIL TULISAN SAYA ALIAS MENGAMBAIL DARI BERBAGAI SUMBER, NAMUN DISINI TUJUAN UTAMA SAYA ADALAH BERBAGI. SAYA SANGAT PEDULI DENGAN DUNIA PERTANIAN, SEHINGGA SAYA BUAT BLOG KHUSUS MENGENAI PERTANIAN

Monday, 11 March 2013

budidaya kunyit


Deskripsi
Kunir atau kunyit, (Curcuma longaLinn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik
sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti Turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia dan Malaysia), Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura).
 Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.

Syarat Tumbuh
Iklim
  1. Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan.
  2. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan <1000 mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan.
  3. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30°C.
Media Tanam
  1. Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah.
  2. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.
Ketinggian Tempat
Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai <240 m dpl) sampai dataran tinggi (>2000 mdpl). Produksi optimal +12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 mdpl.

Pembibitan
Syarat Bibit
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur >7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).
Penyiapan Bibit
Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan berat yang seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dengan abu dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan fungisida (benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dengan berat antara 20-30 gram dan panjang 3-7 cm.
Teknik Penyemaian Bibit
Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara: mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28°C). Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28°C. dan merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35°C. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dengan jalan direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
Pemindahan Bibit
Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tidak rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan dengan hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu untuk memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dengan lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap lembab dan segar ketika tiba di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan ditumpuk.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan Lahan
Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari.

Pembentukan Bedengan
Lahan kemudian dibedeng dengan lebar 60-100 cm dan tinggi 25-45 cm dengan jarak antar bedengan 30-50 cm.
Pemupukan (sebelum tanam)
Untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg.
Teknik Penanaman
Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.

Penentuan Pola TanamanBibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan dua pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.

Pembutan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30x30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60x60 cm.

Cara Penanaman
Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.
Perioda Tanam
Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu 7-8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim hujan.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.
Penyiangan
Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap gembur.
Pembubunan
Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan untuk menimbun kembali daerah perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat untuk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan biasanya dilakukan secara rutin setiap 3-4 bulan sekali.
Pemupukan
a. Pemupukan Organik
Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dengan populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.
b. Pemupukan Konvensional
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Dengan pemberian pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman kunyit termasuk tanaman tidak tahan air. Oleh sebab itu drainase dan pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak membusuk. Perbaikan drainase baik untuk melancarkan dan mengatur aliran air serta sebagai penyimpan air di saat musim kemarau.
Waktu Penyemprotan PestisidaPenyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.
PemulsaanSedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.
Hama dan Penyakit
Hama
Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera.)
Gejala: pada pangkal akar dimana tunas daun menjadi layu dan lama kelamaan tunas menjadi kering lalu membusuk.
Pengendalian: tanaman disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3.
Penyakit
1) Busuk bakteri rimpang
Penyebab: oleh kurang baik sistem pengairan (drainase) atau disebabkan oleh rimpang yang terluka akibat alat-alat pertanian, sehingga luka rimpang kemasukan cendawan.
Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk dan keropos.
Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang; penyemprotanfungisida dithane M-45.
2) Karat daun kunyit
Penyebab: Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang disebut Panchaetothrips.
Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada helaian daun; bila penyakit ini menyerang tanaman dewasa/daun yang tua maka tidak akan mempengaruhi produksinya sebaliknya jika menyerang tanaman/daun muda, menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati.
Pengendalian: Dilakukan dengan mengurangi kelembaban; Penyemprotan insektisida, seperti dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.
Gulma
Gulma potensial pada pertanaman kunyit ini adalah gulma kebun yang umum yaitu alang-alang, rumput teki, rumput lulangan, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.
Pengendalian hama/penyakit secara organik
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:
  1. Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman
  2. Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
  3. Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
  4. Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
  5. Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
  6. Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
  1. Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
  2. Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
  3. Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
  4. Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
  5. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
  6. Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).
 
Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tidak rusak.
 
Periode Panen
Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses pengeringannya.
 
Perkiraan Hasil Panen
Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.

Budidaya Adenium


PDFCetakE-mail
Oleh BPTP Jakarta   

PERSYARATAN TUMBUH
Adenium ideal ditanaman di daerah dengan ketinggian maksimal 700 m dpl dengan suhu 25-30oC. Adenium lebih senang hidup di lingkungan panas, kering dan bersuhu tinggi, namun kurang cocok di dataran tinggi atau tempat teduh. Adenium memerlukan sinar matahari langsung untuk pertumbuhan batang, memunculkan bunga, serta memicu pertumbuhan akar dan membuat cabang menjadi besar dan kokoh. Kebutuhan sinar matahari langsung ini sekitar 5-12 jam per hari.
MEDIA TANAM
Adenium membutuhkan media yang poros sehingga tidak mengikat air terlalu lama. Media yang kurang poros akan menyebabkan air tertahan dan meningkatkan kelembaban, yang menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit dan akar mudah membusuk. Beberapa media yang dapat digunakan antara lain pasir kasar, sekam bakar dan coco peat. Salah satu contoh media adalah pasir + sekam bakar + pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Contoh lainnya adalah arang sekam + coco peat + pasir dengan perbandingan 37:30:30. Penggantian media tanam dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali.
PENANAMAN
Adenium biasanya ditanam di dalam pot plastik karena plastik tidak menyerap air sehingga kelembaban akan terjaga tetap rendah. Di dasar atau samping pot sebaiknya diberi lubang sebagai tempat keluar air agar media tidak kelebihan air. Lubang di dasar pot berguna pula sebagai jalan keluar masuk udara. Di bagian dasar pot biasanya ditambahkan potongan genting atau styrofoam yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi jalan air. Ukuran pot disesuaikan dengan ukuran tanaman sehingga pertumbuhan tanaman tidak terhambat terutama pertumbuhan akar dan bonggol. Jangan menggunakan pot yang terlalu kecil dan ceper karena akan menghambat pertumbuhan akar.
PENYIRAMAN
Karakter Adenium tidak memerlukan terlalu banyak air, tidak menyukai lahan basah dan tergenang air dalam waktu lama. Untuk itu, Adenium jangan sampai terkena guyuran hujan atau mendapatkan air yang terlalu berlebihan karena akan mengganggu pertumbuhan dan tanaman menjadi mudah rusak dan busuk. Untuk mengetahui apakah tanaman membutuhkan air bisa diketahui dengan mengorek media. Jika media terasa lembab maka penyiraman belum perlu dilakukan sebaliknya bila media terasa kering berarti tanaman membutuhkan air dan perlu disiram. Secara umum, penyiraman dilakukan 1-2 kali seminggu pada pagi hari. Air yang digunakan sebaiknya air sumur dan bukan air permukaan seperti air sungai atau kolam dan jumlahnya tidak berlebihan. Penyiraman dianggap cukup jika air sudah keluar dari lubang pot. Di daerah yang curah hujannya cukup tinggi, sebaiknya tanaman dinaungi oleh plastik UV atau ditempatkan di teras rumah yang terbuka agar tetap dapat terkena sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.
PEMUPUKAN
Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosis agar pertumbuhan tanaman sempurna. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk slow release seperti Growmore, Hyponex dan Dekastar. Pemupukan bisa dilakukan tiga bulan sekali dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan pupuk. Bisa juga digunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah takaran dari yang tertera di label. Pemupukan dilakukan dengan cara disiramkan langsung pada media dan bukan pada daun karena adanya lapisan lilin di daun yang akan menghalangi penyerapan pupuk. Selain pupuk kimia, bisa juga digunakan pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk merangsang pertumbuhan akar, batang, daun (tanaman kecil dan vegetatif) gunakan pupuk dengan kandungan natrium, phosfor dan kalium (NPK) seimbang sedangkan untuk merangsang pembungaan, gunakan pupuk yang kandungan phosfornya lebih tinggi.
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) dan PENGENDALIANNYA
a. Aphids. Kutu berwarna kuning dan menyerang daun muda. Daun yang terserang cenderung mengeriting dan tumbuh tidak sempurna. Penanggulangannya dengan menyemprot insektisida Confidor 0,5-1 ml/L air.
b. Thrips. Kutu berwarna hitam dan menyerang kuncup bunga sehingga bunga gagal mengembang dan menjadi kering. Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan disemprot Agrimex dengan dosis 0,5 ml/L air atau Metindo 1 g/L air.
c. Root mealy bug. Kutu berwarna putih dengan bentuk seperti kutu rambut. Kutu ini bersarang di media yang lembab. Tanaman yang terserang akan mengalami layu pucuk disertai pembusukan akar. Bila media dibongkar akan terdapat kutu bertepung putih menempel pada akar. Untuk mengatasi-nya gunakan Dazomet 98%, Dursban atau Diazinon dengan dosis 1 ml/L air. Larutan disiramkan ke media karena kutunya berada di dalam media. Kalau serangan terlalu parah media harus diganti. d. Fungus gnat. Mirip lalat berwarna hitam dengan sayap transparan dan menyerang bunga. Bunga yang terserang akan berbintik hitam pada kuncup bunga, dan selanjutnya akan membusuk dan gugur. Mengatasinya dengan menyemprot Trigard, Agrimec dosis 0,5 ml/L air pada bagian yang terserang.
e. Pomopsis. Adanya serangan penyakit ditandai dengan bercak coklat pada daun dan kemudian membusuk. Penanggulangannya dengan menyemprotkan fungisida seperti Manzate, Daconil atau Ortocide dengan dosis 1 g/L air. f. Layu pucuk/layu fusarium. Tanaman yang terserang jamur fusarium ini pucuk daunnya akan layu dan membusuk sehingga tanaman akan berhenti bertunas. Cara mengatasinya dengan menyemprotkan Manzate Daconil atau Ortocide dengan dosis 1 g/L air.
g. Busuk akar. Kondisi ini bukan karena serangan cendawan ataupun bakteri. Kemungkinannya adalah akibat media yang terlalu lembab sehingga akar menjadi busuk. Cara mengatasinya dengan membongkar media tanam dan memotong bagian akar yang busuk. Bekas potongan diolesi fungisida Benlate, kemudian tanam lagi dengan media tanam baru dan jangan dulu disiram. Hama dan penyakit bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman. Di dalam pot biasanya tumbuh juga gulma dan rumput liar yang menjadi vector/pembawa penyakit kepada Adenium. Untuk itu, penyiangan
harus rutin dilakukan agar media tetap bersih. Penggunaan pestisida/insektisida untuk hama dan fungisida untuk penyakit menjadi langkah terakhir setelah tindakan pencegahan.

Mengenal Gejala Penyakit Layu pada Tanaman dan Cara Menanganinya


 Oleh: Imas Aisyah, SP., M.Si (Widyaiswara PPPPTK Pertanian Cianjur).

Tanaman Layu

mencegah layu pada tanaman cabai




nah jika anda petani cabe pasti
anda sering dan pernah mengalami
namanya penyakit layupada cabe
kenapa sih cabe kalau pagi segar sore
segar tengah ahri kok layu nah itu
bisa disebabkan karena aliran air
tidak baik keakar cabe sehingga cabe
tersebut tidak mampu untuk
menahan panas apalagi dunia
sekarang pencemaran global
warming sangat luas nah untuk
mengetahui cara pengendaliannya
silahkan baca langsung tautan
dibawah ini terimakasih bagi para
pengunjung
Cara pengendalian penyakit Layu
bakteri :
1. Gunakan pupuk kandang yang telah
masak. Pupuk kandang yang belum
masak dapat memacu perkembangan
bakteri ini memalui kenaikan suhu
tanah yang disebabkan oleh proses
fermentasi pupuk organik.
2. Kurangi penggunaan urea, Kalau
perlu gunakan NPK saja. Penggunaan
urea yang berlebihan akan
menyebabkan tanaman sukulen dan
mudah terserang penyakit.
3. Gunakan benih tanaman cabai yang
tahan terhadap penyakit ini.
4. Pergiliran tanaman menggunakan
tanaman selain famili solanaceae
(terung-terungan).
5. Gunakan PGPR sebagai kocoran
disekitar perakaran.
6. Hindari mengocor NPK maupun
pupuk kimia lain pada akar tanaman.
Pengocoran pupuk kimia akan
menyebabkan luka pada akar
tanaman cabai
7. Pencelupan bibit sebelum tanam
menggunakan PGPR.
8. Mencabut tanaman cabai yang telah
terserang penyakit layu bakteri ini.
9. Hindari mengairi lahan dengan
menggenangi lahan terlalu tinggi,
kalau perlu jangan digenangi.

Wednesday, 6 February 2013

BIOLOGI DAN ORGANISME TANAH



BIOLOGI TANAH
  • Biologi Tanah adalah bagian yang membahas tentang organisme hidup dan bahan organik yang ada di dalam tanah 
  • Bagian dari organisme hidup dan bahan organik di dalam tanah mineral sangat sedikit yaitu sekitar 5%, tetapi perannya sangat besar. 
  • Bahan organik tanah merupakan bagian dari konsep koloidal yang memegang peranan penting dalam kesuburan tanah. 
  • Bahan organik itu sendiri berpangkal dari kehidupan dalam tanah yang kita sebut biologi tanah.

ORGANISME TANAH

  • Organisme Tanah (soil organism) adalah semua jasad hidup yang terdapat di dalam tanah atau disebut juga dengan organisme hidup (living organisme).
  • Klasifikasi Organisme Tanah : 
    • Dilihat dari perannya pada tanaman, maka organisme tanah dibagi kepada dua kelompok besar, yaitu: 
      • Organisme yang menguntungkan misalnya : mikoriza, rhizobium, dll.
      • Organisme yang merugikan misalnya : patogen, parasit, dll. 
  • Berdasarjan jenisnya, organisme tanah juga dibagi atas tiga kelompok, yaitu : 
    • Kelompok tumbuhan (flora) 
    • Kelompok binatang (fauna) 
    • Kelompok virus
  • Aktivitas Organisme Tanah
    • Faktor yang mempengaruhi aktivitas organisme tanah meliputi :
      • Vegetasi (Hutan, padang rumput, rawa, belukar)
      • Iklim (curah hujan, suhu, kelembaban)
      • Tanah (unsur hara, kemasaman, kelengasan, toxisitas)
    • Parameter aktivitas organisme tanah meliputi :
      • Jumlahnya di dalam tanah
      • Biomassa
      • Aktivitas metabolik
  • Peranan Organisme Tanah
    • Positif
      • Penyedia unsur hara
      • Penghasil enzim dan auksin
      • pelindung tanaman dari stres air
      • pelindung tanaman dari patogen
      • Perombakan organik menjadi senyawa sederhana
    • Negatif
      • Patogen tumbuhan


  • CONTOH ORGANISME TANAH





BAHAN ORGANIK TANAH



PENDAHULUAN
  • Bahan Organik merupakan salah satu konstituen tanah yang sangat penting untuk menjaga agar fungsi tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman tetap optimal. 
  • Hampir semua bentuk kehidupan di dalam tanah, juga sangat tergantung kepada bahan organik baik sebagai sumber energi maupun sebagai sumber nutrisi. 
  • Bahan organik di dalam ekosistem terdiri dari bahan organik yang berada di atas permukaan tanah dan yang berada di bawah permukaan tanah. 
  • Bahan organik yang berada di atas permukaan tanah biasanya terdapat dalam bentuk seresah (akumulasi residu tanaman/hewan) dan sebagian terdapat dalam bentuk yang sedang terdekomposisi. 
  • Bahan organik yang berada di bawah tanah umumnya telah menjadi bentuk sebagai senyawa humus (humic substance)

  • DISTRIBUSI BAHAN ORGANIK TANAH 
    • Distribusi bahan organik tanah tergantung pada JENIS TANAH danLINGKUNGANNYA (EKOSISTEM)
    • Distribusi dapat dibedakan menurut EKOSISTEM HUTAN dan PADANG RUMPUT
    • Distribusi dan jumlah bahan organik pada ekosistem hutan dapat dilihat dari tiga bagian, yaitu: 
    •   1. Tegakan tanaman (+ 70-80 ton/ha atau 34-40 %),
        2. Permukaan tanah (14-17 ton/ha atau 7-8%), dan
        3. Tanah (114-120 ton/ha atau 44-47%). 

  • SIFAT-SIFAT BAHAN ORGANIK TANAH
    • Bahan organik merupakan salah satu dari konstituen tanah, sehingga sangat penting untuk menjaga fungsi tanah. 
    • Sifat-sifat bahan organik, antara lain : 
      • Mempunyai bobot isi (bulk density) yang rendah (0,1-0,5 g cm-1))
      • Mempunyai luas permukaan spesifik tinggi 
      • Mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi (sampai 3 kali lipat dari bobot keringnya)
      • Bersifat agak plastis tetapi tidak lekat. 
      • Mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) tinggi hingga 150-200 me/100 g karena memiliki gugus-gugus fungsional yang banyak : 
        • Hidroksil (-OH) 
        • Karboksil (-COOH) 
        • Fenolik ( ---<>OH ), dll. 
      • Bersifat amfotir (bertindak sebagai basa pada kondisi asam dan bertindak sebagai asam pada kondisi alkalis) 
      • Bersifat hesteriosis jika terjadi pembasahan dan pengeringan. 
      • Memiliki titik muatan nol (pHo) sangat rendah. 
      • Bermuatan variabel 
  • FAKTOR KANDUNGAN ORGANIK TANAH
    • Di dalam tanah, jumlah kandungan C-organik sangat tergantung pada jenis tanah dan kadar ini juga tergantung dari faktor-faktor pembentukan tanah, yaitu OM = Æ’ (c, v, r, p, t, m) 
    • dimana : 
      • OM = bahan organik (organic matter) 
      • c = iklim (climate) 
      • v = vegatasi (vegetation) 
      • r = timbulan/topografi (relief) 
      • p = bahan induk tanah (parent material)
      • t = waktu (time), dan
      • m = manusia (pengelolaan tanah) 
    • Perbandingan relatif kandungan bahan organik pada beberapa tanah adalah
      • Sangat tinggi (mis : gambut /HISTOSOL, GELLISOL)
      • Tinggi (misalnya : MOLLISOL)
      • Sedang (mis. : ANDISOL, VERTISOL, INCEPTISOL)
      • Rendah (misalnya: SPODOSOL, INCEPTISOL, ALFISOL, ENTISOL)
      • Sangat Rendah (mis.: OXISOL, ULTISOL, ARIDISOL) 
  • SUSUNAN BAHAN ORGANIK TANAH
    • Kualitas bahan organik di dalam sangat tergantung dari susunan kimianya
    • Bahan organik Tanah secara garis besar dibagi atas : 
      • Fraksi organik kasar (serasah dan residu tanaman) ------ C/N tinggi
      • Komponen mikroorganisme (jamur, bakteri, actinomicetes, dll,) 
      • Fraksi humus (senyawa humat) : 
        • Asam Fulvat (fulvic acid)
          • Berbobot molekul agak rendah
          • Bersifat agak asam 
          • Banyak mengandung gugus karboksilat 
          • Larut dalam asam 
          • Berwarna agak cerah 
        • Asam Humat (humic acid) 
          • Berbobot molekul tinggi 
          • Bersifat agak alkalis 
          • Banyak mengandung gugus metoksi 
          • Tidak Larut dalam asam 
          • Berwarna coklat kehitaman (gelap) 
        • Humin (Tidak larut)
  • KOMPOSISI SENYAWA ORGANIK TANAH
    • Secara kimia, susunan bahan organik terdiri atas berbagai macam senyawa, antara lain : 
      • Polisakarida (selulosa, hemiselulosa) 
      • Poliuronida 
      • Lignin 
      • Enzim, Protein, asam-asam amino, dan vitamin 
      • Lemak, waks, dan sejenisnya. 
      • Asam-asam organik sederhana (karboksilat, stearat, malonat, tartrat, dll.)
      • Asam-asam organik kompleks (humat, fulfat, humin, dll.) 
      • Organik larut 
      • Unsur mineral (element)
  • PERANAN BAHAN ORGANIK TANAH
    • Memperbaiki sifat-sifat biologi tanah
      • sumber energi bagi jasad hidup tanah
      • meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroorganisme
      • meningkatkan aktivitas beberapa reaksi enzimatik
      • menjaga kesehatan tanah
      • menambah kandungan humus tanah
      • sebagai bahan remediasi dan ameliorasi tanah
    • Memperbaiki sifat-sifat fisika tanah
      • membentuk agregat tanah
      • membuat tanah lebih lunak
      • memperbaiki kompaksi dan aerasi tanah
      • mampu menyerap air lebih tinggi
      • menjaga suhu tanah dan kerusakan partikel akibat erosi (dalam bentuk mulsa)
    • Memperbaiki sifat-sifat kimia tanah
      • sumber unsur hara
      • meningkatkan ketersediaan unsur hara
      • menetralisir keasaman dan kebasaan tanah
      • menurunkan pH tanah
      • memacu pertumbuhan tumbuhan karena mengandung auksin dan hormon pertmbuhan
      • mencegah keracunan dari logam-logam berat
  • SUMBER BAHAN ORGANIK TANAH
    • Sisa-sisa Tanaman (plant residues) 
    • Pupuk kandang (manures) 
    • Pupuk Hijau (green manure) 
      • Lamtoro 
      • Cover crops (mis. Crotalaria, Mimosa sp.Colopogonium,.) 
      • Gamal (Glyricidia) 
      • Kekacangan (legumes) 
      • Rerumputan (graminae), dll. 
    • Pendauran bahan organik (alley cropping, relay cropping, intercropping, dll.) 
    • Limbah organik (limbah pertanian, limbah pabrik, sludge, stelling) dll.
    • Pemanfaatan gambut, dll. 
    • Mikroorganisme

UNSUR HARA DALAM TANAH



UNSUR MAKRO DALAM TANAH


##NITROGEN

  • BENTUK UNSUR N DALAM TANAH
    • Unavailable (sebagai penyusun senyawa bahan organik)
    • available (terdapat dalam komplek adsorbsi)
    • Readily Available (terdapat dalam larutan tanah)
  • SUMBER NITROGEN
    • atmosfer
    • Bahan organik
  • KEGUNAAN NITROGEN
    • Penyusun klorofil
    • Mempengaruhi pertumbuhan vegetatif
    • Memperpanjang periode pertumbuhan
    • Memperlambat pemasakan
    • Menyebabkan tanaman lebih hijau


***

##PHOSPOR
  • SUMBER PHOSPOR
    • Bahan organik
    • mineral, kalium, fosfat
  • KEGUNAAN PHOSPOR
    • Berperan penting dalam fotosintesis sebagai pembentuk karbohidrat, protein, dan lemak
    • Berperan dalam pembelahan sel
    • Mempertinggi ketahanan terhadap penyakit
    • Mempercepat pemasakan dan pertumbuhan akar
    • Berperan dalam pembentukan primordia bagian reprodukstif tanaman
    • Penyusun phytin, nucleoid acid, dan phospolipid

***

##KALIUM
  • SUMBER KALIUM
    • Bahan organik
    • Golongan mineral silikat
    • Bahan endapan senyawa garam tidak murni
  • KEGUNAAN KALIUM
    • Memelihara keseimbangan antara anabolisme, transpirasi, dan pernafasan tumbuhan
    • Memelihara kandungan air
    • Mendorong pembelahan sel
    • Mendorong pembentukan protein
    • Mendorong proses fotosintesis, pembentukan, dan transportasi gula
    • Bertindak sebagai antagonis N, mengurangi kandungan N dalam jaringan tumbuhan, sehingga :
      • Memperkeras jaringan tiang
      • Tahan terhadap serangan hama
      • Struktur tanaman lebih kuat
      • Dapat memperbaiki warna daun

***

##KARBON
  • SUMBER KARBON
  • KEGUNAAN  KARBON

##HIDROGEN
  • SUMBER HIDROGEN
  • KEGUNAAN HIDROGEN

##OKSIGEN
  • SUMBER OKSIGEN
  • KEGUNAAN OKSIGEN
##KALSIUM
##MAGNESIUM
##SULFUR
##KLORIN



UNSUR MIKRO DALAM TANAH

PERANAN UNSUR MIKRO DALAM TANAH
  • Menyusun jaringan tubuh tanaman
  • Mempengaruhi proses oksidasi reduksi dalam tubuh tanaman
  • Mengatur kadar asam dalam tubuh tanaman
  • Mempengaruhi penyerapan air
  • Mempengaruhi transformasi unsur N
  • Mempengaruhi masuknya unsur hara lain dalam tubuh tanaman
  • Membantu pertumbuhan tanaman
SUMBER UNSUR MIKRO
  • Produk pupuk organik
  • Pupuk an Organik
  • Produk gelas frits
  • Khelat sintetik
  • Senyawa organik komplek alamiah

***

##BORON
  • KEGUNAAN BORON
    • Mempermudah ikatan glukosa dan fruktosa menjadi seslulosa untuk mempertebal dinding sel
    • Membentuk ester dengan sukrosa sehingga memudahkan pengangkutan hasil fotosintesis
    • Mempengaruhi metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksin
    • Mempengaruhi proses pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel
  • AKIBAT KEKURANGAN BORON
    • Laju fotosintesis menurun
    • Dinding sel tipis, penebalan suberin, dan terbentuk ruang re-oksigen
    • Pertumbuhan egetatif terhambat

***

##TEMBAGA
  • KEGUNAAN TEMBAGA
  • AKIBAT KEKURANGAN TEMBAGA
##BESI
##MANGAN
##SENG


UNSUR NON ESSENTIAL DALAM TANAH

insecta : PROTURA





CIRI-CIRI PROTURA

  • Protura adalah hexapoda yang kecil berwarna keputih-putihan, panjangnya 0,6 - 1,5 mm.
  • Kepala agak berbentuk konis, tidak memiliki mata maupun antena.
  • Bagian-bagian mulut tidak menggigit, tapi dipakai untuk menggerogoti partikel-partikel makanan yang kemudian dicampur dengan air liur dan dihisap masuk kedalam mulut. 
  • Pasangan tungkai pertama berfungsi sensorik dan terletak dalam posisi yang mengangkat seperti antena.
  • Terdapat stili pada tiga ruas-ruas pertama abdomen.
  • Setelah menetas dari telur, abdomen protura terdiri dari sembilan ruas. Pada tiap tiga pergantian kulit berikutnya ruas-ruas ditambahkan di sebelah anterior bagian ujung (telson), sehingga abdomen dewasa memiliki 12 ruas.
  • Hexapoda-hexapoda ini hidup dalam tanah yang lembab atau bunga-bunga tanah, pada jamur daun, dibawah kulit kayu dan pada kayu gelondongan yang sedang membusuk.
  • Mereka makan bahan organik yang membusuk dan spora-spora jamur.
  • Famili dari kelas Protura diantaranya adalah Eosentomidae, Protentomidae, Acerentomidae.



TAKSONOMI PROTURA

  • Familia Acerentomidae
    • Acerentomidae tidak memiliki trakea dan spirakel. Stili beruas satu, terdapat pada ruas abdomen kedua dan ketiga. Contoh, Acerentomon Acerentomon doderoi doderoi dan dan Acerentulus Acerentulus barberi barberi--barberi barberi..Acerentulus barberi-barberi
  • Familia Eosentomidae
  • Familia Protentomidae

Metamorfosis Protura

Perubahan yang terjadi selama serangga berkembang dari telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfose. Dalam proses pertumbuhan tersebut terjadi proses pergantian kulit yang dikenal dengan istilah ecdysis atau moulting dan sisa kulit yang terkelupas disebut exuviae. Selama pertumbuhan berlangsung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit dan bentuk serangga antara dua masa pergantian kulit tersebut disebut instar. Pada protura mengalami proses metamorphosis tipe Ametabola atau primitive. Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang jelas, kecuali ukuran besarnya.














REFERENSI :
http://yusufselaluyusuf.blogspot.com/08/10/2011/09:21

Insecta : LEPIDOPTERA



LEPIDOPTERA

Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan sayapnya ditutupi oleh sisik. Sayap berupa membran yang ditutupi oleh sisik. Imago Lepidoptera biasanya disebut kupu-kupu (Butterflies) atau ngengat untuk Moth (kupu-kupu malam)


Kupu-kupu aktif siang hari, sedangkan ngengat aktif malam hari.Bentuk alat mulut tipe mengisap, alat mulut berubah sedemikian rupa sehingga mulutnya menyerupai belalai yang disebut probosis.Ordo Lepidoptera dibagi menjadi dua subordo, yaitu subordo Yugatae dan subordo Frenatae.


Sub ordo Yugatae

Kedua sayap depan dan belakang dihubungkan dengan yugum. Yugum berbentuk seperti kait (tajuk) pada bagian dasar dari sayap depan dan menjorok ke bagian bawah sayap belakang. Dengan adanya yugum sayap depan dan belakang berlekatan satu sama lain sehingga pada waktu terbang bergerak bersama-sama.
Termasuk ke dalam sub ordo Yugatae adalah ngengat primitif, misalnya dari Familia Micropterygidae, dimana imagonya bertipe mengigit dan hal ini merupakan penyimpangan dari tipe alat mulut Lepidoptera pada umumnya. Jenis-jenis dari Yugatae tidak banyak menjadi hama.

Di Indonesia ada satu Familia yang merupakan hama yaitu Familia Hepiadidae, dimana ulatnya itu sebagai penggerek akar dan bulu-bulu akar. Di Jawa ada satu genus Phassus yang terdapat pada pohon kina, teh, coklat, dan singkong.


Sub ordo Frenatae

Anggota-anggota sub ordo Frenatae memiliki organ yang disebut frenulum. Frenulum adalah sekelompok rambut kasar yang menjulur ke depan pada pangkalsayap belakang di bagian depannya.

1 Familia Cossidae

Ulat dari Familia ini merupakan penggerek batang dan cabang pada bermacam-macam tanaman. Contoh, Cossus subfuscus, penggerek pada kulit sekunder dari pohon petai dan Phragmatoccia parvipunata, penggerek pada tebu.

2 Familia Plutellidae

Plutella maculipennis, ulat berwarna hijau, makan bagian bawah daun dari tanaman kubis dan bekas serangannya pada daun kubis kelihatan seperti jendela putih yang tak teratur.

3. Familia Pyralidae

Schoenobius bifunctife, penggerek kuning batang padi biasanya dikenal dengan nama hama Sundep/Beluk. Scirpophaga innotata, penggerek putih batang padi.

4 Familia Zygaenidae

Ukuran ulatnya kecil, kerap kali warnanya mencolok. Pada badan terdapat bintik-bintik , menyukai daun yang pertumbuhannya telah selesai dan kaku. Biasa hidup pada pohon-pohon tinggi yang termasuk monokotil (kelapa dan bamboo). Contoh, Artona cartoxantha dan Artona trisignata (pada Zingiberaceae).

5 Familia Psychidae

Ulat membuat kntung untuk berlindung. Seluruh tubuh ulat terbungkus atau terlindung dalam kantung. Untuk aktivitas hidupnya hanya mengeluarkan kepala dari bagian depan dan toraks yang dikeluarkan.
Contoh, Mahasena corbetti.

6 Familia Geometridae

Kupu-kupu anggota Familia Geometridae terkenal dengan ulatnya yang disebut ulat kian (ulat jengkal). Ulat ini memiliki ciri khas yaitu proleg dan bagian tengah tidak ada. Contoh, Alsophila pometaria.

7 Familia Bombycidae

Kupu-kupu anggota Bombycidae, mempunyai rumah kepompong berwarna putih yang merupakan bahan mentah dari sutera. Ulat memiliki ciri pada ujung abdomennya ada semacam ‘tanduk’. Contoh: Bombyx mori.

8. Familia Saturniidae

Merupakan kupu-kupu berukuran besar. Ulat sutra di India termasuk familia ini. Ada jenis ulat yang bisa mengunduli pohon. Kepompongnya punya rumah kepompong.Contoh: Attacua atlas (Kupu-kupu Si Ramarama/ Kupu-kupu Gajah). Pada waktu senja hari suka masuk rumah karena tertarik cahaya lampu. Ulatnya besar sampai 15 cm panjangnya. Contoh lain: Cricula trifenestrata (Kupu-kupu Kenari). Familia Saturniidae

9 Familia Sphingidae

Ulatnya mudah dikenal karena pada ujung abdomen terdapat embelan berupa tanduk. Ada beberapa jenis yang membentuk kepompong secara khas dimana kepala punya belalai. Bentuk dewasa mempunyai ciri khas bagian depan lancip (sempit) dan panjang, badan streamline. Bentuk seperti pesawat jetdengan
sayap berbentuk segitiga. Kupu-kupu Sphingidae dapat terbang dengan cepat.

12 Familia Nymphalidae

Kaki depan sangat terreduksi, tanpa cakar. Sebagian dimasukkan Familia Danaidae. Nama umum dari familia ini merujuk pada fakta bahwa tungkai-tungkai depan sangat menyusut dan tidak ada cakar
dan hanya tungkai-tungkai tengah dan belakang yang dipakai untuk berjalan. Familia Nymphalidae terdiri atas sembilan subfamilia. Salah satu contoh anggota familia Nymphalidae adalah kupu-kupu Helikonia (Heliconius charitonius). Heliconius sp


13 Familia Pieridae

Merupakan kupu-kupu putih dan kuning dan kupu-kupu ini biasanya menarik perhatikan karena terbang dalam kelompok dan berjumlah banyak. Contoh, Catopsosilia crocale


14 Familia Hesperidae

Ulat dan kupu-kupu mempunyai bentuk khas. Ulat berbentuk langsung, Bentuk dewasa berupa

kupu-kupu berbadan pendek, kepala lebar, antena bentuk khas dimana ujungnya menebal, membengkok dan meruncing. Kupu-kupu berwarna sawo matang dan kuning mas dan pada sayap terdapat jendela. Aktif sore hari, terbang zig-zag sehingga disebut skippers. Penyebaran di daerah tropis. Contoh: Eritonia thrax. Ulat hidup dalam gulungan daun pisang