ARAH DAN TUJUAN

TULISAN INI SEBAGAI PADUAN PEMBELAJARAN DALAM DUNIA PERTANIAN. BOLEH DI COPY SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI RUMAH. WALAU SEMUA BUKAN HASIL TULISAN SAYA ALIAS MENGAMBAIL DARI BERBAGAI SUMBER, NAMUN DISINI TUJUAN UTAMA SAYA ADALAH BERBAGI. SAYA SANGAT PEDULI DENGAN DUNIA PERTANIAN, SEHINGGA SAYA BUAT BLOG KHUSUS MENGENAI PERTANIAN

Tuesday, 15 January 2013

budidaya kangkung darat


Sahabat-sahabat.
Kali ini saya akan mempostingkan tentang “Cara Menanam Kangkung Darat” . 
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan  2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta  memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.
Teknologi Budidaya
1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan  + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan(baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air,  bila  tidak  turun  hujan  harus  dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan olehAlbugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur  + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar   2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca Panen
Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin

budidaya bayam


 BUDIDAYA BAYAM(Amaranthus, sp).
  1. Cultivar / varietas.
Varietas bayam yang banyak di tanam mempunyai komersial yang tinggi antara  lain cummy, green like, tark, stayful, Selain itu di kenal varietas local  yang tidak kalah bagus kualitasnya antara lain : giti merah, giti hijau, cimangkok, kuningan, sukamandi dan masih banyak varietas lainya.
  1. Syarat tumbuh.
Bayam termasuk tanaman sayuran dataran tinnggi, tapi dapat hidup di dataran rendah. Bayam menghendaki tanah yang subur dan gembur. Derajat ( PH ) yang di inginkan berkisar 6 – 7. Tanah yang PHnya lebih tinggi atau lebih rendah tanaman bayam tidak dapat tumbuh dengan baik.
  1. Penanaman.
Pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, dan pembuatan guludan ( bedengan ). Pengolahan tanah untuk semua jenis tanaman bayam hampir sama, namun untuk bayam tahunan ( potong ) agak berbeda karena memiliki akar yang lebih panjang dari bayam cabut, sehingga pencangkulan lebih dalam.
Pemberian pupuk dasar di lakukan bersamaan dengan pengolahan tanah , campurkan pupuk kandang sekitar 12 -18 ton / ha, atau pakai campuran pupuk makro Urea 56 kg,+ ZA 56 kg + TSP 250 kg , + KCL 90 kg perhektar ( Rekomendasi untuk tanaman bayam pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ).
Bedengan / guludan penanam di buat dengan ukuran 1 -1,5 m. Sebaiknya bedengan / guludan di buat agak tinggi untuk mencegah keluarnya benih bayam pada saat di siram. Di antara bedengan / guludan di buat parit untuk memudahkan penyiraman.
Sebelum benih di tabur perlu di camburkan dengan abu, dengan perbandingan 1 untuk benih dan 10 untuk abu.Untuk penaburan benih harus merata tidak betumpuk – tumpuk. Benih bayam dapat di tabur pada garitan yang di buat menurut baris panjang bedengan / guludan  atau garitan memotong guludan / bedengan, dengan jarak antar baris sekitar 20 cm. Untuk keperluan benih 1 ha sekitar 5 -10 kg  benih. Benih di tabur lalu segera di tutup dengan tanah tipis secara merata, kemudian di siram dengan air menggunakan gembor penyiraman, lakukan pagi dan sore, kecuali jika turun hujan. ( lihat kondisi tanah ).
  1. Pemeliharaan.
Aspek penting adalah penyiangan , penggemburan, pemberian pupuk susulan, dan pengendalian hama / penyakit.
Lakukan penyiangan jika ada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman 1 -2 minggu sekali , dan lakukan penggemburan tanah 2 minggu setelah tanam  , diantara garitan tanaman.
Pemupukan susulan lakukan 3 minggu setelah tanam dengan campuran pupuk makro Urea 56 kg + TSP 90 kg /ha, atau pakai pupuk majemuk NPK 150 kg – 200 kg / ha, dengan cara di tebar di sela- sela tanaman, lalu di airi / di siram / di lep ( jawa ).
Pengairan dilakukan seminggu 2 -3 kali .( lihat kondisi tanah.).
  1. Hama dan Penyakit.
 Downy mildew.
 Di tandai dengan daun menguning, daun bagian bawah berwarna hijau  keunguan. Pada akhirnya berwarna coklat, sering timbul di tanam pada musim hujan dan dingin.
Pencegahan dapat di lakukan  dengan memetik daun yang di serang.
Pemberantasan dengan obat fungisida Dithan M-45 dengan dosis 1,5 -2 gr/ liter air.
Spinach blight ( virys mozaik cucumber ).
Di tandai dengan daun menyempit, mengecil, menggulung dan berkerut, permukaan daun berwarna kuning , biasanya menyerang daun muda. Agar tanaman tidak terinveksi, tanaman harus di musnahkan, karena belum ada obatnya
Pencegahanya dengan penyiangan gulma, pemyemprotan lalat pembawa virus dengan  Ambus 2 EC atau Lannate 2 EC dengan dosis 2g / liter.
Penyakit noda daun ( leaf spot ).
Di tandai dengan noda coklat pada setengah bagian daun , meluas sehingga menghancurkan  daun, agar tidak meluas buang / musnahkan tanaman yang terkena peyakit ini. Pencegahanya lakukan penyemprotan dengan fungisida Dithan M 45, dengan dosis 1,5 – 2 g / liter, untuk tanaman yang belum terserang penyakit ini. Gangguan penyakit tanaman ini di sebabkan oleh kekurangan unsur M N.
Penanggulanganya di beri Multitonik ( pupuk yang mengandung M N), dosisnya sesuai kebutuhan. Untuk pencegahan pada tanah yang kekurangan unsur M N ini, dengan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah.
  1. Pemanenan.
Untuk bayam cabut :
 Penjarangan di lakukan 20 hari setelah tanam, kemudian hari ke 25, 30 dan seterusnya hingga selesai panen. Pilih tanaman yang paling besar dulu.
 Untuk bayam potong / tahunan :
 Penjarangan pada hari ke 20 setelah tanam, atur jarak sekitar 40 -50 cm.
 Pemanenan sekitar 3 minggu setelah tanam , dengan cara potong pada cabang
 pucuk daun. Panen berikutnya lihat cabang  kalau sudah panjang bisa  potong .

BUDIDAYA KACANG BUNCIS


BUDIDAYA KACANG BUNCIS ( Phaseolus vulgaris ).
1.      Cultivar / Varietas.
          Lebat, gypsy, early bush, green coat, purple coat, dan masih banyak varietas lainya.
2.      Penyiapan benih.
Benih yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai daya tumbuh minimal 80 – 85 %, bentuk utuh, bernas warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya , bebas dari hama dan penyakit, seragam tidak tercampur dengan varietas lainya, bersih dari kotoran.
3.      Persiapan lahan.
Pengolahan lahan dengan mencangkul / bajak tanah sedalam 20 – 30 cm.
Buat bedengan / guludan dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi sekitar 30cm, jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm.
Pemupukan dasar  campur  15 – 20 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran
Pupuk makro Urea 62 kg +TSP 250 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi untuk tanaman buncis pada tanah mineral dengan tingkat kandungan  P dan K sedang )
.Pemupukan dasar ini tidak di anjurkan jika tingkat kesuburan tanah tinggi.
    4.  Penanaman.                
Jarak tanam yang di gunakan  adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Setelah menentukan jarak tanam , kemudian membuat lubang degan cara di tugal atau gejik ( jawa ). Dengan  kedalaman sekitar 4 – 6 cm , untuk tanah gembur, 2 -4 cm untuk jenis tanah liat.( hal ini disebabkan pada tanah liat yang kandungan air cukup banyak, sehingga di khawatirkan benih akan membusuk sebelum berkecambah ).
Masukan biji benih dalam lubang  2 -3 butir benih, lalu tutp pakai tanah ,atau kompos.
Ajir atau lanjaran perlu di berikan 20 hari setelah tanam, agar pertumbuhan dapat lebih baik, dengan panjang 2 – 2,20 m, di pasang berhadapan dan di ikat jadi satu pada ujungnya.
5.      Pemeliharaan.
Penyulaman di lakukan di bawah 10 hari setelah tanam, dengan menyulam benih yang tidak tumbuh.
Pemangkasan di lakukan sebatas pembetukan sulur setelah tanam berumur 2 dan 5 minggu.
Pemupukan.
Dilakukan pada umur 14 – 21 hari setelah tanam , pakai campuran pupuk makro:
2 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
4 minggu setelah tanam  Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan cara tebar di sekitar tanaman 10 -15 cm dari tanaman , lalu di airi. Atau dengan cara di kocor pakai air dengan campuran pupuk tersebut diatas.
Pengairan.
Biasanya di lakukan pada musim kemarau 1 – 2 kali seminggu , lihat kondisi tanah. Dan bila penanaman di musim hujan , hal yang perlu di perhatikan adalah pembuangan saja.
Penyiangan perlu di lakukan bila ada gulma yang mengganggu.
6.      Hama dan penyakit.
a.       Kumbang daun.
Gejalanya daun kelihatan berlubang – lubang, bahkan kadang – kadang tinggal kerangka atau tulang – tulang daunya saja, tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil – kecil.
Pengendalianya : lakukan penyemprotan dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5 – 3 cc / liter air.
                 b . Penggerek polong.
                      Gejalanya polong yang masih muda nengalami kerusakan bijinya banyak
                      Yang keropos.Semprot dengan insektisida.
                 C .Lalat kacang.
                      Gejalanya daun berlubang – lubang dengan arah tertentu ,dari tepi menuju
                      Tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang
                      Membengkok / pecah kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning,
                      Dan akhirnya mati , atau bisa jadi pertumbuhanya terganggu / kerdil.
                      Pengendalianya musnahkan tanaman yang terserang  lakukan penyemprot
                      an dengan insektisida tanaman yang belum terserang.
                  d. Kutu daun.
                       Gejala lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda, bila serangan he
                       bat pertumbuhanya kerdil dan batang memutar, daunya menjadi keriting
                      dan kadang berwarna kuning.
                      Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 sp,
                      Dengan dosis lihat label botol obat.
e.       Ulat jengkal semu.
Gejalanya di bawah daun terdapat telur yang bergerombol, setelah menetas ulatnya akan memakan daun – daun yang muda maupun yang tua.
Dau n menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali.
Pengendalianya bersihkan gulma – gulma tempat persembunyian hama tersebut dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Hotathion 40 Ec, dengan dosis lihat di label obat.
f.        Ulat penggulung daun.
Gejalanya daun kelihatan menggulung dan terdapat ulat yang di lindungi oleh benang sutera dan kotoran , polongnya sering ikut di rekatkan sama –sama daunya, daunya berlubang – lubang bekas gigitan ulat ini.
Pengendalian buang daun yang terserang dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC. Dengan dosis lihat label obat.
g.       Penyakit antraknosa.
Polong buncis muda terdapat bercak – bercak kecil ,bagian tepi warna coklat karat dengan warna kemerah – merahan. Bentuknya tidak beraturan yang satu dengan yang lain.
Pengendalian sebaiknya pilih bibit yang bebas dari penyakit atau merendam benih dengan fungisida Agrosid 50 SD sebelum di tanam.
Lakukan penyemprotan dengan fungisida Delsene Mx 200, dengan konsentrasi 1 -2 gr / liter , atau dengan fungisida Velimek 80 Wp, dengan konsentrasi 2 -2,5 gr / liter air.
h.       Penyakit embun tepung.
Gejalanya daun , batang , dan buah berwarna putih keabuan.
Pengendalianya
Bagian yang terserang baiknya di potong / buang , dapat juga di semprot dengan fungisida Morestan 25 Wp, dengan konsentrsai 0,5 – 1 gr / liter air dan volume 1.000 liter/ ha.
i.         Penyakit layu.
 Gejala :
Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air
j.    Penyakit Bercak daun       
      Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan
      melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
      Akibat lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai
      menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang
      terbentuk kurang padat dan ringan.
      Pengendaliannya :
      Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48  C selama 30
      menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan
      menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga
      menggunakan Bayleton 250 EC, konsentrasi 0,25 – 0, 5 liter / ha.
 k.  Penyakit Hawar Daun
      Gejala :
      Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas
      menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat
      kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning,
      seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang,
      sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
      Pengendaliannya :
      Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih
      dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
   l. Penyakit Busuk Lunak
      Gejala :
       Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
       menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak,
       berlendir dan berbau busuk.
       Pengendaliannya
       Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di buang,
       dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan  
       konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.

   m. Penyakit Karat
         Gejala :
          Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
          di bagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi
          dengan jaringan khlorosis.
          Pengendaliannya :
          Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ;
          Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan di
          Buang.
     n.  Penyakit Damping Of
          Gejala :
          Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat
          berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.
          Pengendaliannya :
          Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang
          dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga  
          menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan
          600-800 lt/ha
     o.  Penyakit Ujung Kriting
          Gejala :
          Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang  
          sudah tua menggulung / melilin.
          Penegndaliannya :
          Dengan menanam tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila
          tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau di
          buang.
         ( Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat 
           gejala  ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan 
            penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida ,
           insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai 
           anjuran diatas ).
7.      Panen dan pasca panen.
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman berusia 60 hari dan polong memperlihatkan ciri- ciri warna polong agak muda dan suram , permukaan kulitnya agak kasar , biji dan polong belum menonjol dan polong akan mengeluarkan bunyi letupan bila di patahkan.
Pemanenan di lakukan secara bertahap yaitu setiap 2 -3 hari sekali dan di hentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau 7 kali panen.
Sortasi polong buncis yang cacat akibat serangan hama penyakit, polong tua , atau yang patah akibat panen yang kurang baik, semuanya harus di pisahkan .
          Cara penyimpanan yang biasa di lakukan adalah dengan system refrigasi
         (  pendinginan ), dengan suhu 0 – 4,4 derajat celcius dan RH 85 – 90 %.Ruangan
          penyimpanan di usahakan agar udara segar dapat selalu beredar dan berganti.        

budidaya tebu

PENDAHULUAN
Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak berlebihan mengingat dulu Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai pengekspor gula sebelum perang. Bisakah masa keemasan ini terulang kembali?
Untuk itu PT. Natural Nusantara berusaha ikut serta mengembalikan masa kejayaan melalui peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (aspek K-3).

SYARAT TUMBUH
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl.

JENIS - JENIS TEBU
Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132, B.Z. 62, dll.

PEMBUKAAN KEBUN
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau lori pabrik
Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam, maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan mengontrol tanaman.
Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got - got malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi.
Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus)

TURUN TANAH/KEBRUK
Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 - 20 cm.

PERSIAPAN TANAM
- Lakukan seleksi bibit di luar kebun
- Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.
- Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NASA dosis 2 tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.
- Sebelum tanam, juringan harus diari untuk membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur dan halus.

CARA TANAM
1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit), jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm.

3. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.

WAKTU TANAM
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

PENYIRAMAN
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

PENYULAMAN
1. Sulam sisipan, dikerjakan 5 - 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata satu.
2. Sulaman ke - 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai. Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.
3. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan
4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke - 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
5. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2

PEMBUMBUNAN TANAH
> Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 - 4 helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah.
> Pembumbunan ke - 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan.
> Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.

GARPU MUKA GULUD
Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir. Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu mengalami kekeringan.

KLENTEK 
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7 bulan dan 4 minggu sebelum tebang.

TEBU ROBOH
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat. Ros - ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan rumpun - rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk menyilang.

PEMUPUKAN
1. Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha
2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ± 1 - 2 botol/1000 m² dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram juringan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5 - 10 meter juringan.
3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu
4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 - 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.
5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 - 6 tutup dicampur HORMONIK 1 - 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan

HAMA DAN PENYAKIT 
1. Hama Penggerek Pucuk dan batang
Biasanya menyerang mulai umur 3 - 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR

2. Hama Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu

3. Penyakit Fusarium Pokkahbung
Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 )

4. Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.

5. Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.

6. Penyakit Blendok
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA selama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan.

RENDEMEN TEBU
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13 %.

TEBU KEPRASAN
- Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling atau tebu bibitan (KBD).
- Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak - petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun ke-1 dan pembersihan rumput - rumput.
- Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan dengan dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu pertama.

budidaya mentimun

I. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).


II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.

2.2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6>3.3. Penanaman
- Siram bibit dalam polibag dengan air
- Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
- Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
- Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
- Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
- Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
- Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
- Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

3.5. Pemupukan:


Waktu 

Pupuk (kg) 

TSP 

Urea 

KCL

Pukan 

Pupuk Dasar

150 

150 

150 

20.000

3-5 hst

100

150 

100 

10 hst

250 

300 

100 

Setelah berbunga


250

250 

Setelah Panen I


100 

100



POC NASA +
Hormonik

(Mulai umur
2–10 minggu)

Disemprotkan ke daun :
  • Alternatif 1: 8 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 3 – 4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki
  • Alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 - 8 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki







3.6. Hama dan Penyakit
3.6.1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA


3.6.2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.


3.7. Panen
3.7.1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

3.7.2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.7.3.Periode Panen

Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.